Makanan mengandung daun
ganja ini disebut edibles. Sekarang ini edibles tampil dalam berbagai
bentuk, mulai dari makanan kecil seperti permen, minuman, hingga makanan
utama di restoran. Selama mematuhi regulasi yang berlaku, edibles ini
bisa dikonsumsi dan dinikmati siapa saja tanpa kuatir terjerat hukum.
Bahkan edibles telah menjadi daya tarik drug tourism bagi para wisatawan
mancanegara.
Berikut adalah 5 Tempat Yang Tawarkan Ganja Sebagai Makanan Kuliner :
1. India dan Nepal (saat Holi)
Di India ganja dianggap
sebagai rempah tradisional yang konsumsinya telah dimulai sejak berabad
abad lalu. Tak hanya untuk pengobatan herbal, ganja merupakan bagian
penting dari tradisi pemujaan Dewa Siwa dalam agama Hindu. Menurut Wikipedia, ganja biasa diolah menjadi bhang, rempah kering yang terbuat dari ganja giling yang dibentuk bola bola.
Bhang ini biasa
dijajakan penduduk lokal di Varanasi dan Bengal, India serta Bangladesh.
Konsumsi bhang mencapai puncaknya pada hari raya Holi. Saat seperti ini
penjual bhang menjamur di pinggir-pinggir jalan. Minuman ini disajikan dalam keadaan dingin. Warnanya kehijauan dan memiliki rasa yang dingin menyegarkan.
2. Phnom Penh, Kamboja
Di Kamboja, ganja
merupakan komoditas yang dilarang untuk diperjualbelikan. Tetapi dalam
bentuk makanan, daun ini justru menjadi daya tarik wisata kuliner bagi
turis mancanegara. Salah satu kuliner ganja yang cukup populer bagi
turis asing di Kamboja adalah happy herb pizza. Sesuai namanya, pizza
ini diolah dengan rempah daun ganja yang bisa bikin siapa pun yang
memakannya jadi happy alias bahagia.
Pizza dengan taburan
daun ganja ini merupakan menu yang populer di kedai kedai makanan
Kamboja, terutama daerah ekspatriat di Phnom penh. Di sepanjang jalan
bisa ditemui kedai pizza atau pizzeria yang menyediakan menu happy herb
pizza. Sebenarnya bukan hanya pizza saja yang disajikan dengan campuran
daun ganja di kedai kedai ini. Biasanya mereka juga menawarkan minuman
seperti banana milk shake atau jus mangga, semuanya dengan campuran
ganja.
3. Colorado, Amerika Serikat
Colorado merupakan salah
satu negara bagian di Amerika Serikat yang berani mengambil langkah
kontroversial dengan melegalkan ganja. Perdagangan ganja yang
diperbolehkan hanya sebatas untuk keperluan medis dan rekreasional
terbatas. Dan konsumsi ganja secara bersama sama di tempat umum
merupakan aktivitas yang dilarang. Para
pengusaha di Colorado pun memanfaatkan undang undang ini dengan
menawarkan berbagai produk ganja, termasuk ganja kering untuk keperluan
medis dan edibles.
Untuk menyiasati
larangan konsumsi di depan publik, dibukalah klinik klinik khusus yang
memungkinkan pelanggan untuk mengonsumsi ganja secara pribadi. Dari
sekian banyak klinik seperti ini, salah satu yang layak dikunjungi
adalah Colorado Cannabis Facility. Di sini pelanggan bisa bersantai di
ruangan nyaman ala spa sambil menikmati produk olahan ganja yang dipasok
klinik dari berbagai vendor.
Ada aneka ganja kering,
minyak ganja, dan tak ketinggalan edibles dalam berbagai varian. Mulai
dari space cookies ( sebutan untuk kukis dengan campuran ganja ), kue
kue ala bakery, cokelat batangan, lollipop, hingga susu dalam kemasan
yang mengandung ganja.
4. Los Angeles, Amerika Serikat
Meskipun skala
peredarannya masih kalah besar daripada Colorado, ganja untuk keperluan
medis dan rekreasional terbatas juga bisa didapatkan di Los Angeles.
Salah satu yang cukup populer belakangan ini adalah saus pizza dengan
campuran ganja.
Podey Pizza, sebuah
kedai pizza yang berbasis di Los Angeles baru baru ini telah meluncurkan
edibles dalam bentuk saus pizza yang dikemas dalam botol selai dan
dijajakan di toko toko legal yang menjual ganja untuk keperluan medis di
di Los Angeles, San Francisco, Washington State, dan Colorado.
5. Amsterdam, Belanda
Belanda adalah salah
satu negara yang dikenal paling toleran terhadap peredaran ganja. Untuk
mematikan langkah para mafia pengedar narkoba, negara ini justru
mengambil langkah pencegahan dengan melegalkan ganja untuk konsumsi
pribadi.
Meskipun diatur dengan
peraturan ketat, di Belanda menjamur kedai kedai yang memungkinkan
pelanggan untuk menikmati ganja. Di Belanda kedai seperti ini disebut
coffeeshop. Menurut Wikipedia sejumlah 105 dari 443 kota di Belanda
memiliki minimal satu coffeeshop. Yang paling populer di antara turis
mancanegara tentu saja coffeeshop di Amsterdam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar